COMPLEX COMPOUNDS

Bookmark and Share

Ions form complexes is influenced by the amount of ligand, ligand type and the type of transition metal cations. In general form komlpeks ions can be determined through the coordination number. 
In the complex ion, ligand names arranged in alphabetical order, followed by the name of the transition metal cations


BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang
Salah satu sifat unsur transisi adalah memiliki kecenderungan membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks.
Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut dengan ligan. Ikatan antara ion pusat dengan ligan disebut dengan ikatan koordinasi dan banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dengan ligan tersebut disebut dengan bilangan koordinasi.
Ion pusat merupakan ion unsur transisi yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Pasangan elektron bebas dari ligan menempati orbital-orbital kosong dalam subkulit 3d, 4s, 4pdan 4d pada ion pusat. Ligan ada yang bersifat netral, dan negatif. Atom dalam suatu ligan yang terikat langsung dengan ion pusat dikenal sebagai atom donor. Berdasarkan banyak atom donor yang ada, ligan digolongkan sebagai monodentat, bidentat dan polidentat. Ligan monodentat merupakan ligan yang memiliki satu atom didalamnya. Sebagai contoh yaitu ligan H2O dan NH3merupakan ligan monodentat.
Berdasarkan hal tersebut maka pada makalah ini akan diuraikan mengenai bilangan koordinasi dan ligan dari ion kompleks.


1.2   Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana molekul-molekul membentuk bilangan koordinasi?
1.2.2 Bagaimana pengaruh ligan dalam senyawa kompleks?


1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui tentang bilangan koordinasi.
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh ligan dalam senyawa kompleks.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ligan

            Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.
Berdasarkan jumlah atom donor  yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan polidentat. H2O dan NHmerupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisidengan kuat).
artikel 45
Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.

2.2 Bilangan Koordinasi
Kompleks atau senyawa koordinasi merujuk pada molekul atau entitas yang terbentuk dari penggabungan ligan dan ionlogam. Dulunya, sebuah kompleks artinya asosiasi reversibel dari molekul,atom, atau ion melalui ikatan kimia yang lemah. Pengertian ini sekarang telah berubah. Beberapa kompleks logam terbentuk secara irreversibel, dan banyak di antara mereka yang memiliki ikatan yang cukup kuat
Ikatan dalam senyawa kompleks, misalnya Ikatan antara Ag+ dengan N pada [Ag(NH3)2]+ adalah ikatan kovalen, hanya sepasang electron yang dipakai bersama dari atom N. Ikatan semacam ini disebut ikatan koordinat kovalen. Ion Ag bersifat akseptor electron sedangkan N disebut donor electron. Donor electron biasanya atom N, O, Cl.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Besarnya bilangan koordinasi biasanya berkisar pada 2, 4, 6, dan 8. Umumnya 4 atau 6. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Selain pada contoh di atas juga dapat dilihat dibawah ini.
Bilangan koordinat 4 dijumpai pada ion:
Be2+, Zn2+, Cd2+, Hg2+, Pt2+, Pd2+, B3+, dan Al3+
Bilangan koordinat 6 dijumpai pada ion:
Fe2+, Co2+, Ni2+, Al3+, Co3+, Fe3+, Cr3+, Tr3+, Sn4+, Pb4+, Pt4+, dan Tr4+
Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :
Bilangan Koordinasi
Bentuk Ion Kompleks
2
Linear
4
Tetrahedral atau Square Planar
6
Oktahedral


2.3 Tata Nama

Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion kompleks maupun senyawa kompleks :
1.      Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.
2.      Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
3.      Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
4.      Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.
5.      Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.
6.      Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran at.

Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks.
Tabel Nama Ligan.
Ligan
Nama Ligan
Bromida, Br-
Bromo
Klorida, Cl-
Kloro
Sianida, CN-
Siano
Hidroksida, OH-
Hidrokso
Oksida, O2-
Okso
Karbonat, CO32-
Karbonato
Nitrit, NO2-
Nitro
Oksalat, C2O42-
Oksalato
Amonia, NH3
Amina
Karbon Monoksida, CO
Karbonil
Air, H2O
Akuo
Etilendiamin
Etilendiamin (en)
Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks
Kation
Nama Kation pada Anion Kompleks
Aluminium, Al
Aluminat
Kromium, Cr
Kromat
Kobalt, Co
Kobaltat
Cuprum, Cu
Cuprat
Aurum, Au
Aurat
Ferrum, Fe
Ferrat
Plumbum, Pb
Plumbat
Mangan, Mn
Manganat
Molibdenum, Mo
Molibdat
Nikel, Ni
Nikelat
Argentum, Ag
Argentat
Stannum, Sn
Stannat
Tungsten, W
Tungstat
Zink, Zn
Zinkat



Daftar Ion Kompleks


1.
Ion Kompleks positif :



[Ag(NH3)2]+
= Diamin Perak
(I)

[Cu(NH3)4]2+
= Tetra amin Tembaga
(II)

[Zn(NH3)4]2+
= Tetra amin Seng
(II)

[Co(NH3)6]3+
= Heksa amin Kobal
(III)

[Cu(H2O)4]2+
= Tetra Aquo Tembaga
(II)

[Co(H2O)6]3+
= Heksa Aquo Kobal
(III)































2.
Ion Kompleks negatif:



[Ni(CN)4]2-
= Tetra siano Nikelat
(II)

[Fe(CN)6]3-
= Heksa siano Ferat
(III)

[Fe(CN)6]4-
= Heksa siano Ferat
(II)

[Co(CN)6]4-
= Heksa siano Kobaltat
(II)

[Co(CN)6]3-
= Heksa siano Kobaltat
(III)

[Co(Cl6]3-
= Heksa kloro Kobaltat
(III)






Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai senyawa kompleks :
1. Ni(CO)4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)
Bilangan koordinasi = 4
Muatan anion kompleks = -1
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan anion kompleks = -3
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)
Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6
Muatan kation kompleks = +3
Muatan ligan = 3 x 0 = 0
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida
Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-
Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-
Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2
6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat
Terdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3-
Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2

{ 3 komentar... Views All / Send Comment! }

blog dakwah mengatakan...

terima kasih, infonya sangat membantu

Defrinaldi mengatakan...

terima kasih mr,

Agis Muhammad Nur mengatakan...

Sangat membantu :)

Posting Komentar